mukhtarulaminnwdi.ponpes.id – Keluarga besar Yayasan Pondok Pesantren Mukhtarul Amin NWDI Rensing Bat menunjukkan komitmen mendalam terhadap penghormatan pendidik dengan menggelar upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional.
Kegiatan apel yang berlangsung khidmat selama kurang lebih satu jam ini menjadi momen penting yang menyatukan seluruh elemen yayasan. Upacara tersebut dihadiri oleh semua pimpinan pondok pesantren, dewan guru, ustadz, ustadzah, serta para santri dari semua tingkatan pendidikan yang berada di bawah naungan yayasan, mulai dari RA (Raudhatul Athfal), MTs (Madrasah Tsanawiyah), hingga MA (Madrasah Aliyah).
Bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Tuan Guru Haji Zulkarnain Almusannif, Lc, yang akrab disapa Tuan Guru Zul. Dalam pidato inspiratifnya, Tuan Guru Zul menekankan peran fundamental seorang guru dalam pendidikan.

“Guru harus menjadi teladan yang baik, sosok yang patut dicontoh dalam setiap aspek kehidupan, dan guru yang senantiasa memegang teguh amanah dalam mendidik dan membimbing generasi penerus bangsa,” ujar Tuan Guru Zul dengan penuh penekanan.
Beliau juga secara khusus menyampaikan pesan penting kepada seluruh santri yang hadir. Tuan Guru Zul berpesan agar para santri selalu menjunjung tinggi adab dan patuh pada guru-gurunya. Kepatuhan ini, lanjut beliau, adalah kunci keberhasilan dan suksesnya para santri.
“Dengan patuh dan berbakti kepada guru, apa yang menjadi harapan dan cita-cita kita semua akan dimudahkan dan insya Allah akan mendapatkan Ridho dari Allah SWT,” tutupnya, disambut anggukan khidmat dari para hadirin.

Peringatan Hari Guru Nasional ini bukan hanya sekadar seremoni, melainkan sebuah penegasan kembali akan pentingnya peran guru sebagai pembentuk karakter dan penyampai ilmu, serta mendorong para santri untuk menghargai dan memuliakan para pendidik mereka.
Salah satu daya tarik utama upacara ini adalah ragam busana yang dikenakan oleh para peserta, melambangkan keberagaman tingkat pendidikan di bawah naungan pesantren.
Para guru dari tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) tampil seragam dalam balutan kemeja putih dan bawahan hitam. Kombinasi warna ini menyimbolkan profesionalisme, ketulusan, dan keseriusan dalam mendidik para santri.

Pemandangan berbeda ditunjukkan oleh para guru yang bertugas sebagai pegirik bendera, mereka lengkap menggunakan busana adat Sasak lambung sebagai lambang kecintaan pada busana adat daerah khas lombok.
Sementara itu, barisan santri yang memenuhi lapangan tampak kompak dan rapi dalam balutan busana serba putih. Warna putih ini melambangkan kesucian hati, keikhlasan dalam menuntut ilmu, dan semangat persatuan seluruh warga pesantren.
Upacara semakin khidmat dengan ditunjuknya para guru dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) sebagai petugas pengibar bendera. Dengan langkah tegap dan formasi yang mantap, mereka berhasil melaksanakan tugas pengibaran Sang Saka Merah Putih dengan sempurna, diiringi lagu “Indonesia Raya” yang menggema. Penunjukan guru jmenjadi simbol penanaman rasa tanggung jawab, disiplin, dan cinta tanah air.


