Ponpes mukhtarul amin – Pondok Pesantren Mukhtarul Amin NWDI Rensing Bat Kecamatan Sakra Barat menggelar peringatan Nuzulul Qur’an hari ini Kamis (malam jum’at), 13 Ramadhan 1443 H (14/04/2022) yang bertempat di Halaman Ponpes.
Hadir dalam acara tersebut Kepala Desa Rensing Bat Muhammad Hilmi, SE, TGH. Muhammad Wirajaya, Lc, TGH. Zulkarnain, Lc, Pengurus Ponpes, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Wali Santri, Ustad Ustazah asrama Mukhtarul Amin, Dewan Guru dan santri-santriwati.
Sebelumnya, Pihak ponpes mengajak hadirin yang hadir melaksanakan shalat Isya’ dan Tarawih secara berjama’ah yang di imami langsung oleh TGH. Zulkarnain, Lc di Halaman ponpes.
Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun pada bulan ramadhan sebagai upaya untuk terus meningkatkan ukhwah islamiah serta menjalin silaturrahmi antar pengurus Ponpes, guru, pembina asrama dan wali santri.
Taufiq dan Hidayah adalah dua karunia besar yang diberikan Allah kepada hamba yang dicintaiNya. Taufik bermakna kekuatan dan pertolongan Allah kepada seseorang untuk memenuhi seruanNya untuk mencapai ketaatan, sedangkan Hidayah di maknakan sebagai petunjuk atau bimbingan kepada manusia, selanjutnya, hubungan manusia dangan Allah dan hubungan sesama mahluk menjadi hal penting dalam mencapai ketaatan, hal tersebut akan menjadi pembahasan dalam pengajian peringatan kita, Kata TGH. Muhammad Wirajaya, Lc dalam pengantar pengajian pada acara tersebut.
TGH. Zulkarnain, Lc dalam ceramahnya menyampaikan bahwa Islam adalah agama yang sempurna, maka tentu hubungan makhluk dengan pencipta dan hubungan makhluk dengan sesama makhluk sama-sama sudah di atur dalam Alqur’an.
Alquran menjelaskan, tujuan penciptaan manusia tak lain untuk beribadah kepada Allah SWT. Di sisi lain, banyak pula ayat-ayat yang menyerukan agar bersikap baik atau akhlaqul karimah dengan sesame manusia, bahkan menjadi rahmat bagi semesta alam, Jelas Tuan guru.
“Manusia adalah makhluk lemah, yang pasti membutuhkan bantuan dari orang lain. Kedudukan kita sebagai manusia memang harus tetap terjaga baik dengan sesama manusia yang lainnya”.
Allah menyukai umatnya saling mengenal dan bersilaturahmi satu sama lain, baik yang seagama maupun pemeluk agama lain.
Melihat kedudukan kita sebagai makhluk sosial lanjut Tuan Guru, ada baiknya kita harus terus berusaha berlaku baik dan adil bagi sesama. Selain itu, sebaiknya tidak boleh menunjukkan sifat ketamakan dan kesombongan pada diri.
Allah menciptakan kita sebagai manusia secara berbeda-beda bukan tanpa tujuan. Keagungan Allah menciptakan kita berbeda untuk saling mengenal satu sama lain, termasuk untuk belajar saling menghormati.
Tuan guru diakhir ceramahnya juga mengajak hadirin yang hadir untuk terus meningkatkan ketaqwaan dan saling menjaga diri dari saling menggibah, biarkan mereka menggibah kita asalkan kita jangan membalas gibahan tersebut, Tutup Tuan guru.