mukhtarulaminnwdi.ponpes.id – Berpisah dengan anak yang harus mondok di pesantren menjadi ujian tersendiri bagi orang tua. Biasanya sosok ‘malaikat kecil’ ini tiap hari mewarnai suasana rumah. Namun tiba-tiba harus pergi berpisah untuk menuntut ilmu. Tentu terselip rasa berat untuk melepaskannya.

Agar orang tua tenang dan ikhlas melepas anaknya untuk mondok di pesantren ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pengamat keluarga dari Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung Abdul Qodir Zaelani menyebut 9 hal yang bisa dilakukan oleh para orang tua.

Pertama, saat akan memasukkan anaknya ke pesantren, orang tua harus memastikan dulu kredibilitas pesantren dengan mencari informasi pesantren yang akan dipilih dari berbagai sisi. Jangan hanya tergiur dengan fasilitas fisiknya saja, namun lebih dari itu, kurikulum dan paham keislamannya juga harus diperhatikan.

Kedua, orang tua harus mengkomunikasikan kepada anak beberapa tahun sebelum waktunya mondok di pesantren. Jelaskan kepada mereka kenapa harus mondok, apa dan di bagaimana pentingnya mondok, dan hal lainnya yang memicu anak untuk pergi ke pondok. Hal ini akan memberi gambaran pada anak tentang mondok di pesantren.

Ketiga, jika anak sudah masuk di pesantren, maka orang tua harus mengikhlaskannya meskipun terasa berat. Apalagi orang tuanya belum pernah merasakan mondok di pesantren. Orang tua juga harus siap memasrahkan sepenuhnya anaknya kepada pesantren untuk dididik.

Keempat, berilah nafkah anak yang di pondok dengan nafkah yang halal dan proporsional. Dengan nafkah yang halal, maka insyaallah darah yang mengalir akan membawa berkah untuk anak.

Kelima, jika merasa kangen begitu berat, maka orang tua bisa berkirim doa dan al Fatihah untuk anak. begitupun, ketika anak tidak betah dan terdapat beragam masalah yang terjadi di pondok, maka bisa dirutinkan setiap habis shalat Maghrib membaca al fatihah untuk anak, bila perlu sampai 41 kali membaca Al-Fatihah.

Keenam, sebaiknya bagi orang tua yang akan mengirimkan makanan ataupun oleh-oleh ke pondok, dipersiapkan juga untuk teman-temannya.

Kedelapan, orang tua terus berikhtiar dan berusaha semaksimal mungkin untuk terus membiayai kebutuhan anak di pesantren. Tentu dalam perjalanannya, kendala dana dan lainnya kadang datang kepada orang tua.

Kesembilan, terus jalin komunikasi vertikal dengan doa kepada Allah swt dan juga komunikasi horizontal dengan pengurus dan pengasuh pesantren untuk mengetahui perkembangan anak dalam pendidikan. Dengan komunikasi yang lancar dan baik, maka jika ditemui kendala bisa diselesaikan dengan cepat dan baik.

Sumber : https://www.google.com/amp/s/www.nu.or.id