Metode Mempelajari Kitab Kuning bagi Para Santri

Metode wetonan

Metode wetonan atau bandongan adalah “cara penyampaian kitab dimana seorang guru, kiai, atau ustadz membacakan dan menjelaskan isi

para santri memperoleh kesempatan untuk bertanya atau meminta penjelasan lebih lanjut atas keterangan kiai. Sementara catatan-catatan yang dibuat santri di atas kitabnya membantu untuk melakukan telaah atau mempelajari lebih lanjut isi kitab tersebut setelah pelajaran selesai

Metode sorogan

Metode sorogan adalah “santri satu per satu secara bergiliran menghadap kiai dengan membawa kitab tertentu. Kiai membacakan beberapa baris dari kitab itu dan maknanya, kemudian santri mengulangi bacaan kiainya

ada beberapa kelebihan dari metode sorogan yang secara didaktik- metodik terbukti memiliki efektivitas dan signifikansi yang tinggi dalam mencapai hasil belajar.

Sebab metode ini memungkinkan kiai, ustadz mengawasi, menilai, dan membimbing secara maksimal kemampuan santri dalam penguasaan materi.

Metode Diskusi

Metode Diskusi (munazharah) adalah sekelompok santri tertentu membahas permasalahan, baik yang diberikan kiai maupun masalah yang benar-benar terjadi dalam masyarakat. Diskusi ini dipimpin oleh seorang santri dengan pengamatan dari pengasuh/kiai yang mengoreksi hasil diskusi itu.60 Metode diskusi bertujuan untuk merangsang pemikiran serta berbagai jenis pandangan agar murid atau santri aktif dalam belajar.

Melalui metode ini , akan tumbuh dan berkembang pemikiran-pemikiran kritis, analitis, dan logis, dan akan lebih memicu para santri untuk menelaah atas kitab-kitab yang lain. Keberhasilan yang dicapai akan ditentukan oleh tiga unsur yaitu pemahaman, kepercayaan diri sendiri dan rasa saling menghormati

Metode Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian atas tugas, kewajiban, dan pekerjaan. Cara ini dilakukan setelah kajian kitab selesai dibacakan atau disampaikan.

metode ini biasanya diberikan kepada anak-anak yang berada pada usia sekolah tingkat dasar atau tingkat menengah. Sebaliknya, pada usia-usia di atas itu sebaiknya metode ini dikurangi sedikit demi sedikit dan digunakan untuk rumus-rumus dan kaidah-kaidah.

Metode Amtsilati

Metode Amtsilati, merupakan gabungan dari metode hafalan, rumus cepat, dan menggunakan dari banyak contoh dari ayat-ayat Al Qur‟an.

dengan metode ini para santri akan menjadi bersemangat dalam mempelajari kitab kuning, karena metode ini sangat mudah dicerna sesuai kemampuan santri tersebut. dalam metode amtsilati ini dibagi menjadi 5 juz. Mulai dari pemula sampai yang sudah mahir dijelaskan semua sesuai dengan tingkatannya. Metode hafalan pada metode amtislati ini terletak pada nadzoman yang Dengan metode ini, para santri yang biasanya hanya mengenal contoh-contoh monoton yang disampaikan pada kitab-kitab yang lain dapat di permudah dengan adanya metode ini, karena di dalam metode ini contoh-contoh yang diambil menggunakan ayat-ayat Al-Qur‟an.

Metode Rekaman

Metode Rekaman adalah Metode yang menggunakan alat bantu elektronik seperti Tape Recorder, MP3, MP4, MP5 atau sejenisnya yang dapat merekam pengajian kitab kuning yang disampaikan oleh Kiai yang mana para santri nanti dapat memutar ulang apa yang telah dipelajari.Metode ini membutuhkan biaya yang lebih besar, karena santri harus memiliki alat untuk merekam tersebut. Seperti sekarang ini banyak dikampus-kampus yang sudah menggunakan teknologi sebagai media pembelajaran. Maka dari itu pondok pesantren juga harus bisamemanfaatkan teknologi yang sudah berkembang seperti sekarang ini.

Dengan metode rekaman ini, Santri dapat mengulang-ngulang sendiri apa yang telah dia pelajari dari kitab kuning yang disampaikan oleh kiai.Santri juga dapat lebih mudah memahami kitab kuning karena disamping mendengarkan rekamannya dapat juga membuka terjemahan dari kitab yang dipelajari.jadi santri tersebut dapat lebih cepat faham dari isi yang ada di dalam kitab kuning yang telah dipelajarinya tersebut. Metode-metode yang telah disebutkan di atas, merupakan Metode-metode yang (sebagian) sudah biasa diterapkan di pesantren-pesantren, misalnya, metode wetonan, hafalan, dan bandongan. Dan sebagian (metode) yang lain tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan di pesantren-pesantren.